Selasa, 17 Mei 2016

Free Puk-puk, Kisah Sukses Bisnis Kaos Pelukan Tanpa Iklan


Free Puk-puk, Kisah Sukses Bisnis Kaos Pelukan Tanpa Iklan
Free Puk Puk (iwearbanana)
Terinspirasi dari kata slang puk-puk yang berarti pelukan bagi teman, sahabat, pacar, yang sedang dilanda kesedihan,
Mahoni Clothing - Masih ingatkah dengan emoticon free puk puk yang sempat mengemuka di jagat maya pada medio 2012? Ungkapan teks dan visual yang punya makna menenangkan seseorang itu tiba-tiba saja jadi inspirasi di benak tiga anak muda Bintang, Bena, dan Fendriana untuk menempelkannya pada sebuah kaos.


Tanpa pikir panjang, mereka pun merancang sebuah kaos komersil dengan merk Banana. Banana sendiri merupakan akronim dari nama Bintang, Bena dan Fendriana, kini produk mereka dikenal masyarakat luas dengan brand iwearbanana.

“Kaos free puk puk itu produk pertama iwearbanana yang dibuat,” cerita Brand Ambassador I Wear Banana 2013.


Ravi melanjutkan, sejak produksi pertamanya, kaos buatan iwearbanana terus menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Setiap hari, orang yang mengenal produk kaos statement itu kian banyak. Sebab, iwearbanana gencar melakukan promosi di media sosial, terutama Twitter.
Menurut mahasiswa komunikasi yang baru saja lulus sidang skripsi ini, pemanfaatan media sosial oleh iwearbanana untuk mengiklankan produk benar-benar strategi jitu yang mengantarkan mereka pada kesuksesan.

“Aku tuh pernah baca dan kak Bintang juga cerita kalau iwearbanana waktu pertama kali nggak pernah bayar iklan untuk promosi kaos. Mereka pakai kekuatan sosial media dan sosial media itu benar-benar seperti lahan free advertising,” ungkap Ravi.

Awalnya, ketiga pendiri iwearbanana memberikan produk komersil dengan imbalan pengguna mesti memfoto diri dengan menggunakan kaos buatan mereka. Selanjutnya, mereka diminta mengunggahnya di media sosial. Mulai dari Twitter, hingga blog. “Nah, jadi kayak promosi gratis,” kata Ravi.


Bagi Ravi Agustiana, strategi bisnis ini tak hanya menguntungkan secara finansial, tapi juga menarik untuk diteliti secara akademis. “Kebetulan aku skripsi juga tentang iwearbanana, soal brand awareness yang mereka lakukan di Twitter.”

Selain strategi pemasaran, Ravi menambahkan salah satu nilai jual yang dimiliki iwearbanana ada pada desain dan karakter kaos statement-nya yang kuat. Banana juga membuat desain kaosnya secara tematik dengan unsur-unsur youth, timeless and creative yang tak pernah dilepaskan.
“Misalnya kita pernah buat tema Doraemon. Jadi Doraemon itu kan kartun yang benar-benar timeless dan semua orang tahu,” kata Ravi. Selain itu, statement yang dibuat oleh para pendiri distro ini juga selalu mengandung makna yang mengejutkan.

“Kayak seri yang tulisannya, mahasiswa berusaha dosen yang menentukan, itu kan pas banget buat mahasiswa-mahasiswa. Nah itu jadi karakter banget.”

Lelaki yang sudah menjadi brand ambassador sejak 2013 ini mengakui, capaian iwearbanana saat ini sudah sangat jauh dibanding ketika pertama kali didirikan pada September 2012. Produknya tidak lagi terbatas pada kaos remaja saja, tapi juga sudah memproduksi kaos anak-anak, sepatu bertema binatang dan buah-buahan serta beberapa aksesoris seperti kalung dan bando.

Penjualan yang awalnya hanya dijual secara online di dalam negeri itu, kini juga telah berkembang. Misalnya kaos anak-anak iwearbanana sudah dijual di departemen store besar tanah air. Sedangkan untuk produk sepatu, mereka pun mengekspor ke beberapa negara lain seperti Jepang, Australia dan Singapura. (Ism)

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar