Sabtu, 21 Mei 2016

Modal Pinjam Baju dari Tanah Abang, Mahasiswa Ini Raup Omzet Rp 150 Juta/Bulan


Modal Pinjam Baju dari Tanah Abang, Mahasiswa Ini Raup Omzet Rp 150 Juta/Bulan

Jakarta -Yasa Singgih merupakan seorang CEO dari brand Men's Republic yaitu sebuah brand yang menjual pakaian pria. Ia memulai bisnisnya ini sejak tahun 2014, alasannya ia ingin lebih mandiri.


"Saya jalani bisnis ini sambil kuliah, mulainya tahun 2014, alasannya berbisnis ingin lebih mandiri," ungkap Yasa, di sela-sela acara diskusi "Young Entrepreneur-StartUp Opportunity & Challenge 2016", di Citra Tower, Kemayoran, Jakarta, pekan lalu.



Pria kelahiran 23 April 1995 ini lebih memfokuskan produknya di fashion pria. Menurutnya, pakaian pria lebih mudah dan simpel dibanding wanita.



"Lebih fokus di fashion pria lebih fokus sepatu, kenapa bisnis pengen mandiri, kenapa pria karena belinya gampang, nggak ribet, nggak banyak pertimbangan," lanjut Yasa.



Ia mengaku memulai bisnisnya ini tanpa modal. Modalnya murni hanya meminjam baju yang dijual pedagang di Pasar Tanah Abang, kemudian dijual lagi secara online.



"Kalau anak sekarang ditanya bisnis kendalanya apa, pasti modal, nggak punya uang, kalau saya nggak masalah nggak punya modal, saya dulu pinjam barang dari Tanah Abang, pinjam barang pedagang sana, saya jual online itu berkembang sampai sekarang," kata Yasa.



Dengan modal pinjam barang tersebut, saat ini, ia sudah memiliki 10 karyawan dan sudah berhasil ekspor produknya ke 8 negara. Usahanya ini juga sudah meraup omzet sebesar Rp 100-150 juta/bulan.



"Karyawan nggak lebih dari 10 orang dan sudah ekspor ke 8 negara. Saat ini omzet setiap satu hari kirim barang 40-50 pieces dengan kisaran harga Rp 150-200 ribu, jadi per bulan itu sekitar Rp 100-150 juta," ujar mahasiswa Binus ini.



Ia mengakui, saat ini kendala yang dihadapi adalah pengaturan arus kas atau cashflow yang baik.



"Kendala saat ini di pengaturan cashflow karena untungnya kita puterin ke barang lagi jadi pintar-pintar harus ngatur cashflow, karena aset kita di barang nggak pegang banyak cash, retail mesti pintar atur cashflow dan barang," tuturnya.



Pria yang baru saja mendapat penghargaan dari Majalah Forbes sebagai pengusaha termuda ini mengatakan, ke depannya ia ingin memiliki ruang kantor untuk gudang.



"Sekarang berharap bisa pindah ke office space ada warehouse-nya, rumah sudah nggak muat, sekarang sudah kayak kapal pecah, tiap hari Gojek antre, malam ada pick up JNE," kata dia.

(ewi/wdl) 


Baca Juga artikel kami yang lain :
  1. Sapto Sugiharto maestro kaos khas jogja
  2. Mahoni Clothing, kampanyekan go green lewat kaos
  3. Berawal dari iseng, Ryo kini juragan distro beromzet miliaran 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar